f

Minggu, 07 Apr 2019
Berita Haji - dibaca: 853 kali.

[ Akomodasi Haji Resmi Gunakan Sistem Zonasi ]

Kupang, be Master News (Bidang Haji dan Bimas Islam) - Jemaah haji Indonesia tahun ini akan ditempatkan dalam sistem zonasi (pembagian wilayah) selama berada di Makkah. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar, mengatakan, pemberlakuan sistem zonasi dalam penempatan jemaah bertujuan memudahkan koordinasi dan meningkatkan kualitas layanan kepada jemaah haji.

“Penempatan jemaah dengan sistem zonasi ini dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan akomodasi jemaah haji di Makkah,” terang Nizar di Jakarta, Kamis (04/04/2019).

“Sistem zonasi ini diharapkan akan memudahkan kooridinasi, meminimalisir kendala bahasa, serta memudahkan penyediaan menu katering berbasis wilayah,” sambungnya.

Menurut Nizar, ada tujuh zona penempatan yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 135 Tahun 2019 tentang Penempatan Jemaah Haji Indonesia di Makkah dengan Sistem Zonasi Berdasarkan Asal Embarkasi Tahun 1440H/2019M. Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah didasarkan asal embarkasi dan dibagi dalam tujuh zona atau wilayah berikut:

1. Syisyah bagi jemaah asal Embarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG).

2. Raudhah bagi jemaah asal Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta – Pondok Gede (JKG).

3. Misfalah bagi jemaah asal Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS).

4. Jarwal bagi jemaah asal Embarkasi Solo (SOC).

5. Mahbas Jin bagi jemaah asal Embarkasi Surabaya (SUB).

6. Rei Bakhsy bagi jemaah asal Embarkasi Banjarmasin (BDJ) dan Balikpapan (BPN).

7. Aziziah bagi jemaah asal Embarkasi Lombok (LOP).

Selain sistem zonasi, lanjut Nizar, tahun ini pihaknya juga menerapkan pendekatan penyusunan kloter berbasis wilayah kecamatan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberdayakan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam pelaksanaan bimbingan manasik.

“Dengan basis wilayah, maka lokasi pembinaan manasik jemaah lebih dekat dengan KUA tempat tinggalnya, atau tidak lintas Kab/Kota,” tegasnya. 

 

Sumber : https://haji.kemenag.go.id

Bagikan Berita ini

 




Stylish Tabbed Navigation Demo

» Sekjen Lantik 10.300 PPPK Kemenag Hasil Optimalisasi.
» Pengukuhan Pengurus Wilayah Majelis Dai Kebangsaan Provinsi NTT.
» Raker Bersama DPR, Pemerintah Usulkan BPIH 2024 Rp105 Juta.
» Jawa Timur Sabet Juara Umum STQH Nasional ke-27 Jambi.
» Lampaui Target, 2,9 Juta Produk Sudah Bersertifikat Halal.
» Siap-siap, Manasik Haji 2024 Diisi Juga Latihan Fisik.
» Jika Tidak Penuhi Istithaah Kesehatan, Keberangkatan Jemaah Haji Bisa Mundur Tahun Berikutnya.
» Kemenag Ajak Jurnalis Edukasi Jemaah Haji Terkait Istithaah Sejak Dini.
» Dirjen PHU: Istithaah Kesehatan Sejak Dini untuk Kenyamanan Ibadah Haji.
» 5 Peserta NTT Telah Tampil Pada STQH Nasional XXVII di Jambi.

» Kiat Menumbuhkan Kasih Sayang.
» Syekh Ali Jum`ah: Rasulullah Tidak Memerintahkan Kita Mendirikan Khilafah untuk Kedua Kalinya.
» Kisah Orang Badui Lari dari Shalat Jamaah Karena Imamnya Kelamaan.
» Sejarah Awal Mula Adzan.
» Sebelum Dibayar, Hutang Dibawa Mati.
» Puasa Arafah Penghapus Dosa.
» Larangan Membocorkan Rahasia.
» Ini Amalan yang Paling Dicintai Allah.
» Peringatan Rasul terhadap Orang yang Shalat Terburu-Buru.
» Mukmin Adalah Orang yang Ramah.

Layanan HAJI
» Pendaftaran Haji
» Penundaan Berangkat Haji
» Percepatan Berangkat Haji
» Penggabungan Mahram dan Pendamping Haji
» Pembatalan Berangkat Haji
» Penyewaan Gedung Asrama Haji
» Cek Estimasi Keberangkatan.

Layanan Bimas Islam
» Rekomendasi Nikah
» Pendaftaran Nikah
» Akad Nikah
» Pencatatan Nikah
» Penerbitan Duplikat Akta Nikah
» Legalisasi Duplikat Akta Nikah
» RUJUK
» Rekomendasi Pendirian Masjid
» Rekomendasi Bantuan Rehabilitasi Masjid/ Musala